Sekedar cerita, ada dua orang calon nelayan, sebut
saja si optimis dan si pesimis. Mereka berdua sama-sama punya tabungan sedikit.
Tapi si optimis berani menggunakan tabungannya untuk membeli jaring ikan, dan
menyewa perahu. Sementara si pesimis tak mau mengeluarkan uangnya untuk membeli
jaring dan menyewa perahu.
.
Akhirnya apa yang
terjadi, dengan menggunakan perahu dan jaring, si Optimis setiap hari selalu
mampu menangkap banyak ikan dan menjualnya. Sehingga ia bisa mendapatkan uang
lebih banyak dari profesinya sebagai nelayan yang sukses. Sementara si Pesimis
masih dengan sisa tabungannya yang sedikit. Tapi karena tak mau membeli jaring
dan menyewa perahu, bahkan membeli alat pancing pun tak mau, akhirnya ia
berusaha berenang ke lautan dan mengejar ikan satu per satu. Namun bukannya
dapat, malah si pesimis hampir tenggelam.
.
Si Optimis akhirnya
sukses mendapat penghasilan sebagai nelayan, uang tabungannya yang ia pakai
utuk membeli jaring dan menyewa perahu sudah kembali berkali-kali lipat.
Sementara si pesimis justru semakin sengsara.
.
Dari cerita di atas
membuat kita menyadari bahwa ternyata hemat bukan pangkal kaya, tapi cerdas
mengeluarkan uang untuk investasi yang lebih berharga sesuai dengan kebutuhan
kita adalah yang sebenarnya pangkal kaya.
.
Jika kita ingin
menjadi dokter, kuliahlah di jurusan kedokteran, walaupun biayanya tidak
sedikit. Jika ingin menjadi akuntan, kuliahlah di jurusan akuntansi, walaupun
harus mengeluarkan biaya.
.
Bahkan ketika ingin
menjadi penjahit, jika tidak punya keahlian harus kursus menjahit, jika ingin
jadi sopir pun jika tidak punya ilmunya harus kursus menyetir terlebih dahulu.
Walaupun mengeluarkan biaya di awal.
Comments