My goal was never to
just create a company. A lot people misinterpret that, as if I don’t care about
revenue or profit or any of those things. But what not being just that –
building something that actually makes a really big change in the world .
Mark
Zuckerberg, Pendiri Facebook*
Kebanyakan orang ingin meraih
kesuksesan. Lambang atau atribut yang lazim disematkan pada orang yang sukses
antara lain memiliki pekerjaan yang hebat, jabatan terpandang dan kekayaan yang
berlimpah.
Semua daya upaya difokuskan
untuk mengejar itu, baik bekerja pada orang lain atau berbisnis sendiri.
Pertanyaannya adalah “apa
memang HANYA seperti itu yang kita inginkan?” tentu tidak kan?
Bila hanya fokus untuk mengejar
atribut-atribut tersebut dengan sungguh-sungguh, kebanyakan orang pasti bisa
meraihnya, entah seseorang berpendidikan tinggi atau tidak sekolah.
Mereka yang lulus S1, dengan
bekerja 6-10 tahun di perusahaan yang standar, tidak berpindah-pindah, tidak
macam-macam maka atribut-atribut ‘sukses’ akan ada dalam genggamannya:
rumah, mobil dan pekerjaan mapan.
Kalau sudah bekerja selama itu
namun belum juga memperoleh itu, ya pindah kerja saja! Dari pada tambah ‘nyungsep’.
Ingin tahu cara
berpindah-pindah pekerjaan yang bisa meningkatkan karir? Baca artikel : Hobimu Berpindah-pindah Pekerjaan akan
Melejitkan Karir Keuanganmu, Bila 3 Hal ini Anda Lakukan.
Apalagi bila selain bekerja
dibarengi dengan aktivitas investasi yang tepat, dengan asumsi return 15% per
tahun dan investasi Rp. 833.000,-
per bulan maka menginjak usia 50 tahun sudah bisa mengantongi uang Rp
2,5 M.
Sederhana kan?
Tidak usah menggunakan teori
dan perhitungan yang ‘ndekik-ndekik’
ala pakar….
Apa perhitungan dan asumsi
sebesar itu wajar, iyalah, ini tidak hanya
sekedar teori. Angka return investasi sebesar 15% itu wajar, beberapa tahun
yang lalu return bisa mencapai 18% per tahun.
Simulasi Investasi
Atau seperti contoh nyata
berikut ini, seseorang yang lulusan sekolah dasar pun bisa sukses.
Saya mengenal seorang penjual
sayur keliling di Kerawang, Jawa Barat. Ia bukan penduduk asli tapi perantauan.
Dia lulusan sekolah dasar,
masih menurut penuturannya, ia nyaris tidak lulus karena bapaknya meninggal
dunia dan nilainya tidak memenuhi syarat . ‘anak bodoh’ sebagian orang
menganggapnya seperti itu.
Cap ‘anak bodoh’ adalah salah
satu penyebab ia tidak mau meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mungkin ia sudah ‘kapok’ dengan label ‘anak bodoh’ lagi
(Makanya perlu berhati-hati
ketika memberi label pada anak)
Selepas lulus sekolah dasar ia
bekerja serabutan. Berbagai pekerjaan ia lakoni, dari membantu orang memanen
padi di sawah hingga membantu orang jualan di pasar. Merasa sekolahnya rendah
ia bekerja keras untuk memperjuangkan hidupnya.
Harapan dan cita-cita untuk
menafkahi ibu dan adik-adiknyalah yang membuatnya bertahan menghadapi kerasnya
kehidupan.
Seorang sahabat mengatakan “Harapan dan daya juang adalah salah
satu hal krusial yang harus ada dalam upaya merubah nasib”
Setelah merasa bosan dan tidak
ada perkembangan bekerja pada orang lain, ia mencoba peruntungan baru dengan
berjualan sayur keliling dengan sepeda onthel..
Detik pun berganti detik…. 15
tahun kemudian saya bertemu kembali dengannya.
Walaupun tidak sesukses
konglomerat, ia bisa menafkahi ibu-nya dan membiayai sekolah adik-adiknya
hingga mandiri serta meng-investasikan sebagian pendapatannya dengan membeli
sawah dan tambak udang.
Label ‘anak bodoh’ yang sempat
ia sandang berganti dengan label baru ‘juragan sayur dan tambak’.
Tentu masih banyak kisah-kisah
sejenis yang lebih WOW lagi.
Pelajaran yang bisa diambil
adalah orang-orang yang kehidupannya terus berkembang ternyata motifasi
terkuatnya bukan sekedar uang.Namun ada sesuatu atau nilai (value)
diperjuangkan.
Anda yang sedang merencanakan
atau sudah berbisnis, tak ada salahnya untuk merenungkan kembali apakah niat
dan tujuan Anda adalah sesuatu yang layak untuk diperjuangkan atau hanya
sekedar uang?
Kita lihat contoh berikut ini: Tesla
Motor. Sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 2003 oleh
sekelompok insinyur di Silicon Valey USA. Mereka ingin membuktikan bahwa mobil
listrik lebih baik daripada mobil BBM.
Sampai tahun 2015 Tesla
Motor masih
mengalami kerugian sebesar Rp. 12 T, kas untuk
operasi Rp 7 T (minus), untuk investasi Rp 22 T, dari
pendanaan Rp. 20 T.
sumber : www.nasdaq.com
Lalu apa yang membuat mereka
masih terus bertahan? Tak lain adalah VISI dan prospek.
Oleh karena itu Anda yang akan
atau sedang menekuni bisnis jangan hanya menggantungkan pada uang.
Laba, aset,
omset dan nilai pasar adalah ukuran utama perusahaan. Namun itu saja tidak
cukup. Memperjuangkan nilai dan visi Anda akan menjadikannya lebih bermakna dan
menggugah semangat.
Kehidupan Anda akan bergairah
karena bisnis yang akan dibangun atau sedang dijalani dalam rangka mewujudkan
nilai dan visi hidup Anda..
Bisnis yang bertahan lama
sangat tergantung kepada value, visi, passion, inovasi dan kreativitas para
pemiliknya. Kepuasan para pebisnis sejati bukan hanya pada uang yang dimiliki .
Pebisnis yang benar-benar
memperjuangkan visi hidupnya selalu menghargai proses. Tidak ada yang instan.
Tidak tergoda dengan keuntungan sesaat yang menyesatkan.
Belajar dari sejarah,
perusahaan-perusahaan besar yang mampu bertahan lama ternyata bukan hanya
bicara uang. Mereka bicara mengenai nilai-nilai, keyakinan dan perilaku yang
menuntun aktivitas sehari-hari.
Perusahaan yang luar biasa
dimulai dari visi dan misi yang juga luar biasa.
“Berbisnis bukan hanya sekedar membangun perusahaan.
Apalagi sekedar mencari uang. Facebook didedikasikan untuk sesuatu yang jauh
lebih bermakna – membuat perubahan besar di dunia”
Begitu menurut penuturan Mark
Zuckerberg pendiri Facebook*.
Bagaimana menurut Anda?Apa
filosofi dan visi bisnis Anda?
Comments