Karena tidak makan siang, kita berpikir kalau bulan puasa akan lebih hemat dibanding bulan-bulan lain. Nyatanya tidak demikian.
Beberapa dari kita yang menjalani ibadah puasa tentu pernah merasakan hal tersebut. Walau tidak perlu pengeluaran makan dan minum di siang hari, ternyata pengeluaran di bulan Ramadan malah justru lebih meningkat dibanding bulan-bulan lainnya. Bahkan persentasenya peningkatannya hingga 25-50%. Belanja untuk berburu promo dan diskon jadi salah satu penyebabnya. Apa lagi lainnya, berikut daftarnya;
Harga Naik
Sudah menjadi kewajaran di masyarakat bahwa ketika masuk saatnya bulan Ramadan, maka barang-barang kebutuhan pokok akan naik. Banyak alasan yang menyebabkannya, namun yang paling utama adalah karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan pokok tersebut. (Baca: 5 Tips Siasati Harga Kebutuhan Pokok yang Melambung Jelang Ramadan
Menjelang Ramadan dan Lebaran harga kebutuhan pokok cenderung naik karena kebutuhan masyarakat yang makin meningkat sementara pasokan tidak berubah.
Beli Menu Berbuka Secara Berlebihan
Tidak sedikit dari kita yang akhirnya pengeluran lebih membengkak di saat puasa dikarenakan kebiasaan untuk membeli makanan berlebih saat berbuka puasa. Seakan dendam, kita biasanya “terlalu nafsu” atau istilahnya “lapar mata” karena seharian menahan lapar. Akhirnya tanpa pertimbangan lagi makanan untuk berbuka dibelanjakan secara berlebih dan menjadi pengeluaran ekstra di bulan Ramadan.
Banyak Ikut Buka Bersama
Berapa banyak acara buka bersama yang diikuti selama bulan Ramadan? Lalu, berapa banyak acara buka puasa bersama itu diadakan di sebuah rumah makan atau restoran yang dapat merogoh kocek yang cukup lumayan?
Asyik memang ketika memanfaatkan momen puasa untuk bertemu dan berkumpul dengan rekan-rekan sambil berbuka puasa bersama. Namun, walaupun hanya 1 bulan dalam 1 tahun, bila kegiatan itu dilakukan secara intensif tanpa perhitungan, maka pengeluaran akan lebih boros dan lebih besar dibanding bulan lainnya.
Banyak Promo
Berapa banyak pusat perbelanjaan atau mal yang seakan berlomba memberikan diskon dan rewardbesar-besaran di saat Ramadan? Karena terbawa euphoria tersebut, tidak sedikit dari kita yang tanpa perhitungan melakukan kegiatan belanja yang berlebihan.
“Gampang, Kan… Nanti Dapat THR?”
Kenapa ada kalimat tersebut? Maksudnya, karena merasa akan dapat Tunjangan Hari Raya (THR), maka kita merasa ada penghasilan tambahan yang akan didapatkan. Akhirnya, ada keyakinan bahwa kita bisa dengan “halal” menghabiskan penghasilan rutin yang dimiliki. Apalagi di dukung dengan kebutuhan untuk hari raya Lebaran.
Memang, bagi kita yang bekerja menjadi karyawan, THR merupakan penghasilan yang dinanti-nanti, dan bisa membantu menambah penghasilan bulanan. Namun, bukan artinya kita tidak bijak alokasikan THR dan penghasilan bulanan yang kita punya dengan semena-mena. Bahkan sampai semuanya dihabiskan untuk keperluan satu bulan saja dan kepentingan hari raya.
Idealnya, membuat anggaran terlebih dahulu di saat Ramadan atau bulan puasa adalah kewajiban. Hitung, berapa rupiah yang bisa dianggarkan untuk kegiatan berbelanja kebutuhan selama puasa, berapa rupiah yang dianggarkan untuk acara buka bersama, dan berapa rupiah yang bisa dianggarkan untuk membeli barang-barang. Akhirnya, minimalisasi anggaran selama puasa pun bisa dilakukan.
sumber: https://www.cekaja.com/info/bulan-puasa-malah-lebih-boros-kenapa/?utm_source=newsletter-20170531&utm_medium=email&utm_campaign=Puasa_Malah_Lebih_Boros_Kenapa
Comments